Friday, November 20, 2009

Bagaimana kiat memperbaiki diri ??

Ada beberapa kiat dalam memperbaiki diri semoga bermanfaat dan selamat mencoba dan merealisasikanya

1. Percaya pada diri sendiri bahwa kita punya potensi untuk mengubah atau memperbaiki nasib kita. kalau hanya merenungi dan menyesali nasib yang kurang baik tidaklah akan perubahan apa-apa. apalagi hanya berharap dan bermimpi keadaan akan berubah mungkin hanya akan menambah rasa frustasi.

Wednesday, October 28, 2009

Dokter Amerika Masuk Islam Karena Satu Ayat Al-Qur’an

Beberapa tahun yang lalu, seorang teman bercerita kepadaku tentang kisah masuknya seorang dokter Amerika ke dalam Islam. Dari apa yang kuingat dari kisah yang indah ini adalah : Kisah ini terjadi pada salah satu rumah sakit di Amerika Serikat.

Di rumah sakit tersebut, seorang dokter muslim bekerja dengan keilmuan yang sangat baik, sehingga memberi pengaruh besar untuk mengenal beberapa dokter Amerika. Dan dia, dengan kemampuan tersebut mengundang decak kagum mereka. Diantara para dokter Amerika ini, dia mempunyai satu teman akrab yaitu orang yang memiliki kisah ini. Mereka berdua selalu bertemu dan keduanya bekerja pada bagian persalinan.

Wong Fei Hung (Faisal Hussein Wong) Adalah Muslim (Ulama)

Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China . Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong , Jet Li. Namun
siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China . Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab- kan , namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu) . Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po
Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari
Sepuluh Macan Kwantung . Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien
yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang
memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea ). Jika saja pemerintah Ch’in
tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil
mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus
Sembilan Pukulan Khusus. Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri
bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin
yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton . Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya. Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu
pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim
yang hidup setelahnya. Amiin.

Spoiler for sumber::
http://en.wikipedia .org/wiki/ Wong_Fei_ Hung
http://www.wongfeih ung.com/
http://www.abdurroh im.web.id/ index.p.. .rah&Itemid= 170
http://majalahummat ie.wordpress. com/...eorang- muslim/

Sunday, April 19, 2009

REFLEKSI KISAH UHUD

Ada satu fragmen dalam sirah Nabawiyah yang begitu dikenal oleh umat Islam, karena selain menampilkan syahidnya 70 putra terbaik umat ini, juga karena RasuluLlah saw sendiri mengalami luka yang cukup parah. RasuluLlah tentu tidak sedih dengan luka-luka yang menimpanya, namun yang mengharukan beliau adalah ke-70 syuhada tadi, terlebih salah seorang di antaranya adalah paman tercinta beliau Hamzah ra. Kematian Hamzah bahkan sempat membuat beliau meminta kaum Anshar meratapinya, walaupun akhirnya ditegur Allah. Itulah perang Uhud, perang yang menyisakan kenangan heroik sekaligus kesedihan bagi kaum muslimin.
Perang Uhud terjadi pada tanggal 15 Syawal 3 H di bukit Uhud. Perang ini terjadi 13 bulan setelah perang Badar (17 Ramadhan 2 H). Bila perang Badar sangat dikenang sebagai lambang kemenangan umat Islam, sementara Uhud justru sebaliknya. Tulisan ini tidak bermaksud mengungkap apa yang terjadi sebelum dan ketika perang Uhud terjadi. Itu sudah sangat dikenal dan banyak diulas, baik kejadiannya maupun hikmahnya. Tulisan ini justru tertarik untuk mengungkap apa yang terjadi sesudah perang Uhud, terutama sejak pasukan Muslimin tiba di Medinah dan hari-hari berikutnya. Bila kekalahan perang Uhud kita anggap sebagai musibah (bahasa kitanya krisis), maka tulisan ini ingin mengungkap bagaimana RasuluLlah saw mengelola musibah (krisis) men-jadi fadhilah (supremasi) kembali.
Secara singkat dapat diceritakan bahwa sejak tiba di Medinah beliau dan para sahabat semuanya membereskan peralatan perang dan merawat yang luka-luka. Tak ada gumaman untuk mencari siapa yang menyebabkan kekalahan mereka. Meskipun hati mereka sedih karena kekalahan fisik di Uhud, namun hal itu tidak mempengaruhi etos mereka untuk tetap menyelesaikan pekerjaan 'membereskan bekas perang'. Sepintas tak terlihat adanya kekalahan besar yang menimpa mereka. Intinya, mereka benar-benar ihsan bekerja (husnul ihtimal). Malam harinya mereka men-dekatkan diri pada Rabb Pencipta dan Pemilik Semesta (Taqarrub IlaLlaah), tempat kembalinya 70 syuhada dan segala urusan mereka.
Tak disangka dan diduga, subuhnya (16 Syawal) RasuluLlah meminta mereka menyiapkan peralatan perang kembali. Di tengah lelah letih, sakit luka, dan kurang tidur, mereka menerima seruan itu dengan segera (istijaabah fauriyah). Beliau tidak memperkenankan sahabat yang tidak ikut perang pada hari sebelumnya untuk ikut perang subuh itu, kecuali seorang, yaitu Jabir bin Abdullah. Artinya, tentara yang dibawa Muhammad adalah tentara yang secara fisik 'sudah harus turun mesin', tapi tidak secara mental: mereka fresh karena semalaman berkhalwat dengan Kekasih mereka, Allah swt. Hendak kemana mereka? Ternyata mengejar Quraisy yang kemarin kembali ke Mekah dengan suka cita. Pengejaran ini dikenal sebagai Ekspedisi Hamra Al Asad.
Sebelum berangkat, RasuluLlah mendapat kabar dari seorang pemuka kabilah Khuza'ah, sekutu RasuluLlah yang masih kafir bernama Ma'bad bin Abu Ma'bad, bahwa pasukan Quraisy sedang pesta pora di Rauha. Di satu tempat yang benama Sahra Al Asad – tak jauh dari Rauha – pasukan Muslimin berhenti. Setelah memasang tenda, malam harinya mereka menyalakan api unggun besar-besaran. Dari kejauhan nampak bahwa itu adalah pasukan besar, dan itu terlihat oleh Abu Sufyan dan kawan-kawannya. Terlebih Ma'bad juga mendatangi Abu Sufyan dan menceritakan secara belebihan bahwa pasukan Muhammad sangat besar karena ditambah orang-orang Medinah yang belum ikut dalam perang kemarin.
Pendek cerita, Abu Sufyan dan kawan-kawannya menyegerakan kembali ke Mekah dengan ketakutan (ada juga riwayat yang menceritakan hal itu terjadi selama 3 hari). Padahal semula mereka bersuka-cita, bahkan diriwayatkan mereka sebenarnya merencanakan untuk tidak kembali ke Mekah sebelum masuk ke Medinah untuk menghabisi kaum Muslimin yang luka-luka dan kelelahan.
Dengan kejadian yang terakhir ini, banyak kabilah yang sebelumnya mendengar kekalahan kaum Muslimin di Uhud dan mengejek serta berniat konfrontasi dengan Muhammad, mengurungkan niatnya. Mereka melihat, ternyata pasukan Muhammad masih kuat, sehingga membuat Quraisy tunggang langgang. Hanya beberapa kabilah, khususnya Yahudi yang tidak mengetahui kejadian terakhir, yang tetap melaksanakan konfrontasi dengan pasukan Muhammad. Tapi akhirnya semua dikalahkan. Reputasi Muhammad dan pasukannya tetap berkibar. Hanya dalam waktu kurang lebih 24 jam (atau riwayat lain 3x24 jam) beliau telah berhasil merubah krisis (musibah) berupa kekalahan fisik menjadi supremasi (keutamaan, fadhilah) berupa kemenangan politis. SubhanaLlah.
"Maka mereka kembali dengan nikmat dan fadhilah yang besar dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah memiliki fadhilah yang besar" (Q.S. 3: 174).
Pelajaran apa yang dapat kita petik agar kita juga dapat melakukan hal yang sama saat mendapat musibah atau krisis, seperti krisis ekonomi yang menimpa kita belakangan ini misalnya?
Pelajaran pertama:
sabar dalam menerima musi-bah/krisis. Ini dibuktikan oleh dua hal.
Pertama, Secara verbal dengan mengucapkan inna liLlaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (Q.S. 2: 155-156)
"… Beri kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan 'inna liLlaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

Kedua, secara aktual melalui sikap husnul ihtimal (baik dalam menanggung beban), yaitu tidak letih, tidak lesu menerima apa yang menimpa kita (Q.S. 3: 146). Ini dibuktikan dengan tetap bekerja.

"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersamanya sejumlah besar dari pengikutnya yang taqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu serta tidak pula menyerah. Allah menyukai orang-orang yang sabar"

Pelajaran kedua:
Introspeksi dan retrospeksi. Dibuktikan minimal dengan tidak saling menyalahkan. Lebih jauh adalah mengevaluasi dan menganalisis sebab-sebab musibah/krisis, baik secara syar'iyah maupun kauniyah. Introspeksi mereka dibuktikan dengan do'a berikut (di ma-lam hari): "Rabbanaghfirlanaa dzunuubanaa wa israafanaa fii amrinaa wa tsabbit aqdaamanaa wanshurnaa 'alal qaumil kaafiriin" (Q.S. 3: 147).

"Dan tidak ada ucapan mereka kecuali 'Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami, dan kuatkanlah pendirian kami serta to-longlah kami dari orang-orang kafir"
Evaluasi mereka ada 2 sisi: pertama, yang menyangkut dzunub, yaitu segala hal yang secara substansi bernilai dosa. Ini misalnya ketidaktaatan pasukan pemanah yang justru turun dari bukit. Sisi kedua adalah israf, yaitu segala sesuatu yang secara substansi boleh namun dilakukan secara berlebihan. Yang ini biasanya sulit terdeteksi, namun kalau dianalisis, secara kauniyah dapat diketahui. Dalam kehidupan kita, misalnya makan, secara substansi dia boleh namun menjadi dosa manakala 'sekenyang-kenyangnya'. Dalam kasus Uhud, mungkin salah satunya adalah keinginan pada ghanimah yang berlebihan. Ingin ghanimah sebenarnya dibolehkan, namun jika sudah berlebihan ujung-ujungnya melanggar perintah.
Tujuan introspeksi dalam arti tidak saling menyalahkan (mencari kambing hitam) adalah untuk tetap mempertahankan sikap mental agar tidak down, karena hanya orang yang sikap mentalnya tegarlah yang dapat menyelesaikan persoalan. Tak akan muncul solusi yang baik dari orang-orang yang jatuh mentalnya. Ini difahami Muhammad saw sehingga beliau dan juga para sahabat tidak sekali-kali mencari kambing hitam.

Tujuan introspeksi dalam arti evaluasi adalah dalam rangka mengetahui kesalahan dan kelemahan kolektif (bukan orang per orang). Dengan cara itu kita dapat menghindar dari kesalahan yang sama, bahkan dapat merumuskan langkah berikut yang lebih baik.
Memang untuk evaluasi ini dibutuhkan selain kemampuan berfikir kualitatif, justru yang paling penting adalah kemampuan berfikir kuantitatif agar hasil evaluasinya terukur. Saya sangat husnuzhan bahwa keberangkatan RasuluLlah dengan segera pada subuh itu adalah hasil perhitungan matang mengenai kemungkinan keterkejaran pasukan Quraisy. Dan ternyata memang beliau dapat mengejarnya pada jarak hanya 9 mil dari kota Medinah.
Pelajaran ketiga:
Ini berkaitan dengan yang kedua, yaitu bersegera membuat strategi baru untuk memecahkan masalah/musibah/krisis. Lihatlah bagaimana RasuluLlaah saw yang hanya selang beberapa jam sudah mampu menemukan ide yang jitu. Beliau sadar, kekalahan fisik di Uhud akan menjadi senjata bagi kabilah-kabilah lain untuk mengejek, memutuskan perjanjian, bahkan membuat konfrontasi. Artinya, bila kekalahan fisik ini dibiarkan tersebar maka akan juga menyebabkan kekalahan secara politis. Wibawa Muhammad dan umatnya menjadi tertawaan. Syukur alhamduliLlah dengan segala kejeniusan spiritual (ketakwaan) dan kejeniusan intelektual (cerdas dan cepat menemukan solusi), maka Muhammad tetap mampu menegakkan Izzatul Islam wal Muslimin
oleh : M Shohibul Imam



Thursday, March 12, 2009

Kisah Cinta Seorang Anak

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku, memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. Tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu." aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric..Eric...
Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau. "Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!" Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"

Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu..."Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."

Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan...katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana."

Thursday, January 29, 2009

Sekjen Partai Buruh: Saya Lihat Kemuliaan di Jalur Gaza

Gaza – Infopalestina: Sekejn Partai Buruh Mesir Magdi Ahmed Hussein mengungkap kebahagiannya mengunjungi Jalur Gaza setelah menembus Gaza karena ada celah akibat serangan Israel dan pengeboman Israel.
Hussain berkata: "Saya tidak pernah kehormatan ini meskipun saya sering melakukan perjalanan multinasional. Meski meskipun tragedies tajam dan kondisi yang dialami oleh masyarakat sangat tragis saat berjalan memandang warga Gaza dan menemukan masjid saya menemukan ratusan orang menyambut saya.
Ia menambahkan, "Aku tidak pergi untuk disambut, tetapi untuk menemukan beberapa kemuliaan dan izzah yang tidak saya temukan di kebanyakan ibukota Arab. Sementara di sini Jalur Gaza peralatan perang dan kebrutalan IsraelIsrael. tidak berdaya memaksa rakyat Palestina bertekuk lutut. Padahal mereka dianggap bangsa paling lemah sebab pejabat-pejabat Arab yang besar itu bertekuk lutut kepada Israel.

Hussein mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh "Al-Quds Al-Arabi": "tiga kuliah yang ia berikan di masjid-masjid dan orang-orang berkeras aku aku menjadi imam dan dalam doa. Saya merasa sangat tenang. Saya mengunjungi sebagian besar desa dan kota, dan ingin masuk ke rumah hancur. Ia menambahkan: "Percayalah, saya mencium aroma kemuliaan dan parfum dari kaum syuhada. Betapa banyak pemimpin Arab terutama yang berbicara soal perdamaian dan katanya tidak menerima jika darah Palestina ditumpahkan. Padahal ia ikut dalam memblokade 2 juta warga Palestina sejak 20 bulan untuk menyenangkan Israel dan Amerika.

Pada akhir sambutannya ia berkata: "Saya sadar bahwa banyak kesulitan jika ke Mesir minggu depan. Waktu itu saya sulit masuk Rafah, dan jika gagal ke Mesir saya berharap menjadi salah satu pasukan Qassam Brigades. Percayalah, di sini surga begitu sangat dekat daripada di kota-kota Arab lainya. (bn-bsyr)

Monday, January 19, 2009

WE WILL NOT GO DOWN

(Composed by Michael Heart)

Copyright 2009

A blinding flash of white light

Lit up the sky over Gaza tonight

People running for cover

Not knowing whether they're dead or alive

They came with their tanks and their planes

With ravaging fiery flames

And nothing remains

Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down

In the night, without a fight

You can burn up our mosques and our homes and our schools

But our spirit will never die

We will not go down

In Gaza tonight

Women and children alike

Murdered and massacred night after night

While the so-called leaders of countries afar

Debated on who's wrong or right

But their powerless words were in vain

And the bombs fell down like acid rain

But through the tears and the blood and the pain

You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down

In the night, without a fight

You can burn up our mosques and our homes and our schools

But our spirit will never die

We will not go down

In Gaza tonight __._,_.___

Monday, January 5, 2009

BAHAYA RIYA'

Waspadalah: Gerakan Hati Yang Samar !!

Kaum muslimin sekalian, dikisahkan ada seseorang yang kebiasaannya selalu sholat jamaah di shof pertama. Selama tenggang waktu yang lama ia menyangka bahwa dia telah berbuat ikhlas dalam ibadah dan telah menjalankan perintah untuk berlomba-lomba berada di shof pertama. Namun suatu saat, ia mengerjakan sholat jamaah akan tetapi tidak berada di shof pertama. Maka merasa malu ketika itu. Yang sangat aneh, perasaan malu itu timbul terhadap orang-orang sekitar dan bukan kepada Alloh. Hal tersebut karena ia terbiasa di shof pertama dan orang-orang menyaksikannya, kemudian baru kali ini ia sholat bukan di shof pertama dan orang-orangpun menyaksikannya. Kaum muslimin sekalian, seharusnya jika memang niatnya lurus, maka ia tidak akan malu kepada manusia, karena sholat dan memilih shof pertama bukanlah ditujukan untuk manusia, tetapi untuk pencipta manusia, yaitu Alloh Ta'ala. Maka sadarlah sekarang bahwa sholatnya yang berada di shof pertama selama ini bukan karena Alloh, tetapi karena pandangan orang-orang.

Maka sadarilah wahai kaum muslimin, salah satu penyakit hati yang berbahaya adalah riya'. Karena riya' bukanlah penyakit zhohir yang bisa terdeteksi dengan alat kedokteran, namun riya amat tersamar. Maka kita juga dapat mengambil permisalan lain, apabila ketika seseorang terbiasa beramal memberikan infak/sedekah dan ia merasa telah ikhlas, namun di kemudian hari ia tidak berinfak dan orang-orang melihat lalu ia malu, maka itu adalah salah satu tanda agar orang tersebut harus lebih memperhatikan dan mengatur hatinya.

Ikhlas Adalah Syarat Diterimanya Amal

Para pembaca sekalian, hakekat tauhid adalah keikhlasan kepada Alloh Ta'ala. Adapun yang menjadi lawan dari ikhlas adalah riya'. Secara tidak sadar seseorang bisa saja melakukan amalan karena kita ingin diperhatikan orang lain. Padahal hal tersebut adalah kesia-siaan karena amalan tersebut dilakukan karena riya'. Riya' adalah memperlihatkan amalan agar mendapatkan pujian, termasuk di dalamnya adalah memperdengarkan amalan agar mendapatkan pujian. Padahal Alloh hanya menerima suatu amalan yang memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan ittiba' (sesuai tuntunan Rosululloh sholallohu 'alaihi wassalam). Kedua syarat tersebut harus terpenuhi, tidak boleh terpisah satu sama lain.

Alloh berfirman yang artinya, "…Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Al Kahfi: 110). Inilah salah satu dalil bahwa ikhlas adalah salah satu syarat diterimanya suatu amal. Maka barang siapa yang takut akan hari ia bertemu dengan Alloh dan siapa saja yang sangat mengharapkan rahmat dari Alloh, maka ia harus memurnikan seluruh amal ibadah hanya kepada Alloh dan mengikuti tuntunan Nabi Muhammad shollallohu'alaihi wa sallam dalam seluruh ibadah. Alloh juga berfirman yang artinya, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus." (Al Bayyinah: 5)

Nabi Memperingatkan Sahabatnya dari Bahaya Riya

Suatu ketika Rosululloh berkata kepada para sahabatnya, "Maukah engkau kuberitahukan tentang sesuatu yang lebih kutakutkan daripada Al Masih Ad Dajjal?" Para sahabat menjawab, "Ya". Rosululloh bersabda, "Itu adalah syirik yang samar. Yaitu seseorang sholat kemudian memperbagus sholatnya karena dilihat orang lain." (HR. Ahmad. Dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

Kaum muslimin sekalian, di antara bentuk kasih sayang beliau terhadap umatnya ialah memperingatkan umat ini dari segala bentuk fitnah. Adapun fitnah terbesar sepanjang masa di atas muka bumi ini ialah fitnah Dajjal. Akan tetapi fitnah syirik yang samar ini lebih beliau takutkan menimpa umatnya daripada fitnah dajjal. Fitnah dajjal ini akan muncul di akhir zaman kelak ketika Kiamat sudah sangat dekat. Hal ini karena memurnikan ibadah hanya kepada Alloh bukanlah pekerjaan enteng. Apalagi jika berkenaan dengan hati, yang pada asalnya hati manusia selalu berbolak-balik. Dan Syirik Khofi ini letaknya ada di dalam hati.

Kaum muslimin sekalian, jika nabi saja takut jika syirik ini menimpa para sahabat yang merupakan generasi terbaik umat ini, maka orang-orang sesudah sahabat lebih dikhawatirkan terjerumus dalam syirik ini. Sungguh sangat aneh jika ada orang yang menyangka dan yakin seratus persen bahwa ia pasti bebas dari riya. Wal 'iyadzu billah.

Rasulullah shollallohu'alaihi wa sallam bersabda, "Alloh berfirman yang artinya: "Aku adalah Zat yang tidak memerlukan sekutu. Barangsiapa yang mengerjakan sesuatu amal yang dicampuri perbuatan syirik dengan-Ku, maka aku tinggalkan dia dan (tidak aku terima) amal syiriknya itu." (HR. Muslim)

Macam-Macam Riya'

Riya' dibagi menjadi dua macam:

Pertama. Riya'nya munafik, yaitu riya' yang sebagian besar atau seluruh amalnya ditujukan untuk manusia. Hukumnya adalah Syirik Akbar.

Kedua: Riya’nya mukmin, yaitu orang mukmin yang sebagian kecil amalnya ditujukan untuk manusia. Hukumnya Syirik Ashghar.

Bentuk-Bentuk Riya'

Untuk mencapai tujuanya ahli riya' menggunakan banyak jalan diantaranya:

  1. Dengan tampilan fisik, yaitu seperti menampilkan fisik yang lemah lagi pucat dan suara yang sangat lemah agar dianggap sebagai orang yang sangat takut akhirat, atau rajin berpuasa.
  2. Dengan penampilan, yaitu seperti membiarkan bekas sujud di dahi dan pakaian yang seadanya agar tampil seperti ahli tasawuf.
  3. Dengan perkataan, yaitu seperti banyak memberikan nasihat dan sebagainya.
  4. Dengan amal, yaitu seperti memperlama rukuk dan sujud ketika shalat agar tampak khusu' dan lain-lain.

Nasib Ibadah Yang Tercampur Riya'

Amal ibadah tercampur dengan riya’ hukumnya sebagai berikut:

  1. Apabila pendorong amal adalah murni karena riya', maka ibadah tersebut batal dan berdosa.
  2. Apabila tujuan ibadah untuk Alloh akan tetapi kemasukan riya’ maka ibadah tersebut sah dan berpahala akan tetapi juga berdosa sekadar tambahan riya’nya.
  3. Apabila merasa senang jika dipuji setelah selesai beribadah maka tidak berpengaruh kepada pahala ibadahnya.
  4. Apabila menceritakan ibadah yang telah dikerjakan dengan maksud mendapat pujian maka bisa menghapus pahala ibadahnya.

Pengobatan Riya'

Untuk menghilangkan riya' maka dapat ditempuh cara-cara berikut ini, yaitu:

  1. Memahami macam-macam tauhid dan memurnikannya dengan beribadah kepada Alloh atas dasar pemahaman terhadap asma' dan sifat-Nya.
  2. Meyakini dengan sebenarnya bahwa dirinya hanyalah seorang hamba. Seorang hamba tidak berhak meminta kompensasi dalam pengabdiannya kepada Tuhannya.
  3. Senantiasa memperhatikan nikmat karunia dan taufik Alloh kepadanya. Semua yang terjadi pada dirinya adalah murni dari Alloh bukan merupakan daya dan kekuatannya.
  4. Senantiasa ingat terhadap dosa dan kemaksiatannya. Sadar bahwa amalnya sangat sedikit dan tidak bersih.
  5. Takut terhadap murka Alloh.
  6. Memperbanyak ibadah secara sembunyi-sembunyi.
  7. Mengingat kematian adzab kubur dan bencana di hari kiamat.
  8. Memahami riya’ dan celah-celah masuknya riya’.
  9. Ingat dampak jelek riya’ di dunia dan akhirat.
  10. Berdo'a kepada Alloh agar dibebaskan dari riya’.

***

Tingkat pembahasan: Dasar
Penulis: Abu Sulaiman Syarif Mustaqim

SEBUAH INSPIRASI...

KIAT MERAIH MIMPI

1. Luruskan niat, ikhlas karena Allah
2. Sempurnakan ikhtiar, keep moving
3. Setelah lelah berusaha, serahkan sepenuhnya hasilnya
kepada Allah...TAWAKAL

DAN IMAN ITU ADALAH....
Ketika rizki melimpah, sesungguhnya Allah sedang mengajari arti sebuah rasa syukur...
Ketika kita rapuh menghadapi masalah, sesungguhnya Allah sedang mengajari arti tawakal untuk menegakkan langkah..
Ketika kita kehilangan sesuatu, sesungguhnya Allah sedang mengajarkan arti keikhlasan..
Ketika kita sedang mengalami musibah, sesungguhnya Allah sedang mengajari arti kesabaran..